Senin, 21 Februari 2011

Sejarah Bioskop Di Indonesia (Mini Review)

Terus terang BeTe Berat nii gara2 film-film Impor ga bakal tayang di Indonesia..
Yeaaa.. We'll see kesepakatan Bea Cukai, Importir Film, Pak Jero Wacik (MenParBud)..
Semoga tetep bisa tayang.. BIG AMINNNNN...

Oia.. Q kasiii review singkat tentang "Sejarah Bioskop Di Indonesia"

FILM atau gambar idoep masuk Indonesia tahun 1900 yang dibawa oleh Belanda. Satu tahun kemudian, layar tanjap muncul. Pada saat itu terdapat di Gambir, Lapangan Tanah Abang, Mangga Besar, dan Beos.
BTW, Q suka liat film-film hollywood yang bersetting jadul kalo nonton layar tancap itu tar berpasang-pasangan dan pada nonton di mobil . Hmm.. pengen deh kayak gitu.. romantis kayaknya..
Film Pertama INDONESIA adalah LOETOENG KASAROENG pada tahun 1926 by NV Java Film Company (pemilik : L. Heuveldorp). Sutradaranya orang Belanda. Syuting dilakukan di daerah Padalarang. Film LOETOENG KASAROENG ditayangkan di bioskop ELITE dan ORIENTAL bioskop atau Majestic di daerah Braga Bandung serta di Feestterrein.

LOETEONG KASAROENG
Soundtrack film zaman dulu unik looo.. jadi ada mini concert yang ditayangkan secara live sebelum penayangan film. Pada saat itu film bisu aja.. 

Tahun 1936, jumlah bioskop mencapai 227 bioskop dan sebagian besar di Surabaya.

Film Hollywood mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1931-an dan sudah menggunakan subtitle dengan Bahasa Melayu. Pada zaman Jepang,  jarang sekali yang nonton bioskop karena harga tiket sangat mahal , sama dengan harga 1 kg beras. Bioskop turun drastis dari 300 bioskop menjadi 52 saja yang bertahan.
Pada Zaman Merdeka, Film Impor banyak yang masuk (terutama Hollywood) dan minat pada film menjadi tinggi. Film-Film Hollywood  juga pernah diboikot pada zaman PKI dalam aksinya PARFIAS pada tahun 1964. Akibatnya dari 753 bioskop yang mampu bertahan hanya 350 bioskop. Kondisi Bioskop normal lagi pada tahun 1966 dan film-film Hollywood mulai masuk lagi.

Film-Film Nasional yang populer zaman dulu, Nagabonar, Taksi, Kejar Daku Kau Ku Tangkap, Cintaku di Rumah Susun. Hmmm.. Badai Pasti berlalu ,Galih Ratna, Komedi Grup Dono Kasino Indro, Catatan Si Boy juga ga kalah populerr.. Nagabonar adalah film nasional yang mendapat The Best Foreign Languages pada nominasi Oscar..
Woooo.. keren yakkk..

Alm. Sudiwikatmono (76 tahun)
Dulu bioskop di Indoesia dikelola mandiri. Beda ama sekarang ada group 21, Blitz Megaplex. Contoh penting sebagi prekusor perbioskopan Indonesia adalah Alm. Sudiwikatmono.
Alm.  Sudiwikatmono (pendiri 21) mengambil alih Bioskop Kartika yang hampir bangkrut pada tahun 1984. Tiga tahun kemudian, Beliau mendirikan Cinema Komplex (Cineplex) di Jalan Thamrin dan diberi Nama STUDIO 21 sesuai nomor kavlingnya. Konsepnya dirubah, dari 1 studio dengan kapasitas kursi 900 menjadi 3 studio dengan kapasitas masing-masing 250.

Cinema 21 memiliki sertifikat Dolby Digital dan beberapa ada yang THX. Dijamin roarrrrrr suaranyaaa...
Tau ga sich bedanya 21, XXI , The Premiere?
Ini sich lebih ke fasilitas yang diberikan. XXI terdapat cafe, lounge, ruang merokok. Nah kalo The Premiere lebih mewah lagi, ada Lobby khusus, kursi khusus, ada selimutnya juga lhoo, dan banyak fasilitas lain bak Juragan...Bandung yang pertama kali membuka The Premiere.. Setau Q sich lokasinya di Ciwalk.. Keren banget dech.. Ada resto roof top nya juga.. Tapi kayaknya mahal, 75ribuan gitu per orang.. T_T
Di Ciwalk juga ada bioskop 3 D.. Harganya 50 ribu di weekend dan 35 ribu di weekday.. Asyiiikk juga looo.. Tar kita dikasi kacamata 3 D. Q pernah nonton Shrek 3D.


BLITZ MEGAPLEX hadir sebagai pesaing baru Cinema 21/XXI.. Pada tahun 2007, BLITZ MEGAPLEX meraih Rekor MURI sebagai The Biggest Cinemas in The Country. Oia setahu Aku, harga tiket BLITZ lebih mahal dari 21/XX1.. Tapi ya Film-filmnya emang lebih variatif.. Ada film Thailand, India, Singapore, etc.Ga cuma Hollywood doank.

hm.. sekian aja doloo ya..
kalo ada yang mau menambahkan dan share informasi terbaru. Q tunggu banget yakkk!

Thx. 
KIKO MISS BANANA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar